Sistem media massa yang akan saya jelaskan pada bagian kedua ini adalah sistem media massa Social Responsibility dan Soviet Komunis. Bisa dikatakan bahwa kedua teori ini adalah bentuk penyempurnaan yang lebih lanjut dari dua teori yang terdahulu yakni Authoritarianisme dan Libertarianisme.
3. Sistem Pers Tanggung Jawab Sosial
Nilai dasar dari sistem ini adalah adanya anggapan bahwa kebebasan individu dibatasi oleh kebebasan individu yang lain. Dengan kata lain, kepentingan individu dijamin sepanjang tidak merugikan kepentingan sosialnya. Begitu pula sebaliknya. Negara akan memperlakukan manusia dengan asumsi bahwa kehidupan individunya setara dengan kehidupan sosialnya.
Salah satu yang membedakan sistem pers yang dikembangkan di Amerika Serikat pada abad 20 ini dengan sistem pers yang lain adalah adanya etika profesi. Hal ini dilakukan agar terdapat kontrol atas kebebasan yang diusung oleh media massa, sehingga kebebasan tersebut tidak merujuk ke arah liberalisme yang berasumsi bahwa kebebasan individu berada di atas segalanya. Selain etika profesi, media juga dikontrol dengan pendapat masyarakat dan tindakan konsumen misalnya saja melalui telepon layanan konsumen dan sebagainya.
Kepemilikan media oleh pihak swasta menjadikannya bisa diakses oleh siapa saja atau setiap orang yang merasa punya suatu informasi untuk di sampaikan kepada masyarakat atau khalayak. Namun karena alasan itu pulalah, media harus memenuhi kewajiban sosial, jika mereka mengingkarinya atau tidak melaksanakannya maka masyarakat akan membuat media tersebut mematuhinya.
Prinsip utama dalam penerapan teori ini adalah:
4. Sistem Pers Soviet Komunis
Konsep media massa yang seperti ini menjadikan politik sebagai dasar kegiatannya. Paham ini berpatokan pada pandangan bahwa kekuasaan rakyat berada dalam institusi sosial, dan dihimpun dalam tindakan sosial. Paham soviet ini juga berdasarkan pandangan bahwa pers bebas tidak memperdagangkan informasi, tetapi untuk mendidik massa dan mengorganisasikan mereka di bawah bimbingan tunggal partai untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Teori yang lahir di Soviet ini hanya bisa di akses oleh para anggota partai, sehingga media massa tidak diperkenankan mengkritik tujuan partai dan kebijaksanaan yang dibuatnya. Selain itu, tujuan utama dari sistem pers komunis ini adalah untuk membantu suksesnya dan berlangsungnya sistem sosialisme Soviet,khususnya kelangsungan kediktatoran partai yang berkuasa yakni partai komunis. Karenanya media dikontrol dengan pengawasan ketat, serta tindakan-tindakan politik pemerintah.
Sistem ini menganut beberapa prinsip sebagai berikut:
3. Sistem Pers Tanggung Jawab Sosial
Nilai dasar dari sistem ini adalah adanya anggapan bahwa kebebasan individu dibatasi oleh kebebasan individu yang lain. Dengan kata lain, kepentingan individu dijamin sepanjang tidak merugikan kepentingan sosialnya. Begitu pula sebaliknya. Negara akan memperlakukan manusia dengan asumsi bahwa kehidupan individunya setara dengan kehidupan sosialnya.
Salah satu yang membedakan sistem pers yang dikembangkan di Amerika Serikat pada abad 20 ini dengan sistem pers yang lain adalah adanya etika profesi. Hal ini dilakukan agar terdapat kontrol atas kebebasan yang diusung oleh media massa, sehingga kebebasan tersebut tidak merujuk ke arah liberalisme yang berasumsi bahwa kebebasan individu berada di atas segalanya. Selain etika profesi, media juga dikontrol dengan pendapat masyarakat dan tindakan konsumen misalnya saja melalui telepon layanan konsumen dan sebagainya.
Kepemilikan media oleh pihak swasta menjadikannya bisa diakses oleh siapa saja atau setiap orang yang merasa punya suatu informasi untuk di sampaikan kepada masyarakat atau khalayak. Namun karena alasan itu pulalah, media harus memenuhi kewajiban sosial, jika mereka mengingkarinya atau tidak melaksanakannya maka masyarakat akan membuat media tersebut mematuhinya.
Prinsip utama dalam penerapan teori ini adalah:
- Media seyogyanya menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakat.
- Kewajiban-kewajiban tersebut perlu dipenuhi dengan menetapkan standar profesionalisme yang menyangkut keinformasian, kebenaran, akurasi, objektivitas dan keseimbangan.
- Media seharusnya dapat menghindarkan diri dari setiap upaya yang dapat menjurus kepada tindak kejahatan, kekerasan, merusak tatanan sosial atau menyakiti kelompok-kelompok minoritas.
- Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralistis dan merefleksikan kebhinekaan masyarakat, memberikan kesempatan yang sama untuk mengekspresikan berbagai sudut pandang serta memberikan jaminan hak jawab.
- Wartawan dan kalangan profesional media lainnya bertanggung jawab terhadap masyarakat, pihak majikan serta pasar.
4. Sistem Pers Soviet Komunis
Konsep media massa yang seperti ini menjadikan politik sebagai dasar kegiatannya. Paham ini berpatokan pada pandangan bahwa kekuasaan rakyat berada dalam institusi sosial, dan dihimpun dalam tindakan sosial. Paham soviet ini juga berdasarkan pandangan bahwa pers bebas tidak memperdagangkan informasi, tetapi untuk mendidik massa dan mengorganisasikan mereka di bawah bimbingan tunggal partai untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Teori yang lahir di Soviet ini hanya bisa di akses oleh para anggota partai, sehingga media massa tidak diperkenankan mengkritik tujuan partai dan kebijaksanaan yang dibuatnya. Selain itu, tujuan utama dari sistem pers komunis ini adalah untuk membantu suksesnya dan berlangsungnya sistem sosialisme Soviet,khususnya kelangsungan kediktatoran partai yang berkuasa yakni partai komunis. Karenanya media dikontrol dengan pengawasan ketat, serta tindakan-tindakan politik pemerintah.
Sistem ini menganut beberapa prinsip sebagai berikut:
- Media harus melayani kepentingan dari dan berada dalam kontrol kelas pekerja.
- Kalangan swasta tidak dibenarkan memiliki media.
- Media harus selalu melakukan fungsi positif bagi masyarakat dengan cara melakukan upaya sosialisasi norma-norma yang diinginkan, pendidikan, penerangan, motivasi, dan mobilisasi.
- Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya dalam upaya mencegah, atau memberikan hukuman setelah terjadinya peristiwa publikasi yang bersifat anti sosial.
- Wartawan adalah kalangan profesional yang bertanggung jawab yang memiliki tujuan dan cita-cita yang selaras dengan kepentingan utama masyarakat.
(Wahyu Dwi Septiningrum / 153070206 / B)